Saya memulainya dari bawah. Umur 16 tahun, saya sudah mulai belajar mandiri. Sudah jadi SPG (Sales Promotion Girl) untuk berbagai produk. Saat SMA, saya ditawari untuk jadi model. Selepas itu, saya kuliah di Imago school of modern advertising. Selesai kuliah, seperti juga masyarakat kebanyakan, saya mulai bekerja di perusahaan multinasional. Lalu pindah ke industri pertelevisian. Terakhir saya sempat berkerja di bank. Semua pekerjaan saya berkaitan dengan account executive dan marketing. Tahun 2011 saya berhenti dan memutuskan untuk jadi entreprenuer.
Baca juga : Jasa SEO Semarang
Kenapa berhenti? Bosan jadi pegawai?
Tidak … tidak. Bukan seperti itu. Waktu bekerja sebagai karyawan, sebenarnya saya menimba ilmu. Semisal waktu kerja di bank, saya belajar tentang manajerial perusahaan. Kalau di perusahaan televisi, saya belajar tentang dunia marketing. Di tempat itu pula saya membuat jaringan yang akhirnya saya gunakan untuk membangun perusahaan ini.
Menurut Anda, apakah sebuah brand penting bagi UMKM? Lantas bagaimana branding strategynya?
Brand sangat penting. Tak peduli skala usahanya. Termasuk bagi UMKM, tentunya. Bila berbicara tentang brand, image atau pencitraan menjadi hal yang perlu mendapat perhatian. Karena sekali image usaha kita jelek, susah sekali untuk rebranding-nya dan terkadang memerlukan biaya yang tak murah.
Kalau tadi tanya tentang apa strateginya? Pertama tentu saja sebagai pebisnis kita harus menomorsatukan kualitas produk atau jasanya. Jangan lupakan servis. Lantas perlu dilakukan analisis. Bila perlu kita bisa mendapatkan feed back dari pendapat konsumen. Setelah itu review, introspeksi, perbaikan citra produk. Kemudian genjot dengan marketing strategy campaign. Tentu semuanya harus disesuaikan dengan target. Semisal target kita A, maka dijalankan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Begitu pula kalau target kita B, harus dijalankan strategi yang cocok untuk menuju ke sana (target B). Semisal membuat awareness program, iklan TV, iklan o? air, dan lain-lain.
Bagi rekan kerja, Keno termasuk atasan yang mudah sekali diajak berbincang tentang segala hal. Tak melulu soal pekerjaan. Seperti yang dituturkan oleh Ismawaty Zainuddin,Finance Controller di perusahaan tersebut. Menurut Anda, bagaimana sosok Keno sebagai seorang profesional sekaligus pemilik perusahaan? Sebagai seorang profesional, Keno sangat fokus pada pekerjaannya. Sebagai bos, dia ngerti kita, ha… ha… ha… Anda sendiri di perusahaan ini, sebagai apa? Kerjaan saya banyak. Macammacam. Tapi utamanya, saya mengurus soal keuangan. Soalnya, bos saya ini boros. Saya bereskan dari sisi keuangannya. Saya dipercaya sebagai Finance Controller. Maksudnya boros? Begini, memang di perusahaan ini ada biaya untuk entertain, misalnya. Nah, ini kadang yang kebablasan.